Rabu, 01 Desember 2021

Hari AIDS Sedunia 2021



Tepat pada tanggal 1 Desember 2021 merupakan peringatan Hari AIDS Sedunia. Adapun tujuan Hari AIDS sedunia diperingati agar orang-orang semakin waspada terhadap bahaya penyakit HIV AIDS. Epidemiologi penularan penyakit HIV AIDS sebagai tolak ukur perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS. Pengetahuan menjadi variabel yang diharapkan mampu menghambat faktor risiko lainnya. Pelajari lebih lanjut tentang HIV/AIDS https://bit.ly/Informasi_AIDS.


Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) memperkirakan orang yang hidup dengan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia mencapai 543.100 jiwa pada tahun 2020.

Kemudian pada sebaran estimasi jumlah infeksi baru HIV, pada tahun 2020 sebanyak 27.580 orang baru diperkirakan terinfeksi HIV. Hal itu menunjukkan secara nasional, sebaran estimasi infeksi lebih rendah 47 persen dibanding tahun 2010 yang mencapai sekitar 48.000 kasus setiap tahunnya.


Pada perjalanan riwayat alamiah penyakit maka penderita HIV bila tidak mampu mempertahankan sistem kekebalan tubuhnya dan tidak patuh dalam perawatan dan pengobatan yang dijalani akan masuk pada stadium AIDS. Untuk itu edukasi terhadap masyarakat sangat diperlukan

Tingginya kasus HIV di Indonesia salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Selain itu, hal tersebut karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, serta penyakit menular seksual.


Sorot remaja dalam Kasus HIV/AIDS

Remaja berpotensi tinggi terhadap risiko penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS karena faktor perilaku dan perkembangan emosionalnya.

Ini menjadi hal penting bagi orangtua untuk memiliki percakapan yang lebih terbuka tentang seksualitas yang sehat dengan anak-anak mereka.

Apalagi, norma dan gaya hidup sosial telah berubah dan lebih banyak remaja terpapar materi seksual, serta akses yang lebih mudah ke pasangan seksual melalui internet.

Dalam beberapa tahun terakhir, Klinik Departemen Pengendalian Infeksi Menular Seksual (DSC) di Singapura menemukan, bahwa beberapa pasien yang terinfeksi penyakit menular seksual berusia sekitar 14 tahun. Di Indonesia, hingga 2018, pengidap HIV pada anak dan remaja (di bawah 19 tahun) terus bertambah, mencapai 2.881 orang. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2010, yaitu sebanyak 1.622 anak terinfeksi HIV Secara umum, cara penularan enam dari sembilan kasus pada kelompok usia 15-19 tahun adalah melalui aktivitas seksual di kalangan homoseksual atau biseksual.

Akar masalah penularan HIV adalah pemakaian narkoba suntik (Penasun), dan perilaku hubungan seks bebas. Untuk mencegah perkembangan HIV AIDS, maka akar masalahnya harus dibongkar dan dihilangkan. Faktor penyebab remaja menggunakan narkoba yaitu keluarga yang mengalami disorganisasi dan keluarga broken home. Dan para remaja yang melakukan hubungan seksual disebabkan adanya perubahan sosial yang mengakibatkan lemahnya kontrol sosial, terbatasnya pengetahuan dan tekanan sosial ekonomi. 

Adapun solusi yang dapat dihadirkan untuk mencegah masalah HIV/AIDS melalui pendekatan keluarga, dimana keluarga yang mengalami disorganisasi kembali menjadi keluarga yang harmonis, dan keluarga dalam kondisi ekonomi lemah lebih ditingkatkan posisinya sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga dengan semestinya.


Pesan Penting Peringatan Hari AIDS Sedunia 2021

Tema yang diangkat dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 ini punya pesan penting yang ingin disampaikan. Berikut poin-poin penting dari kampanye Hari AIDS sedunia 2021.

  • Berkomitmen untuk Mengakhiri Penyebaran HIV AIDS
    Ketidaksetaraan sosial masyarakat secara terus-menerus serta bahaya pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai membuat kesehatan manusia terancam. Kampanye ini mengajak masyarakat agar lebih berhati-hati demi berakhirnya penyakit HIV AIDS di tahun 2030.
  • Atasi HIV dan COVID-19 Bersama-sama
    Kasus pandemi COVID-19 masih belum usai. Selain kasus pandemi COVID-19 yang harus dihadapi, tantangan penyakit HIV AIDS yang bisa menyerang siapa saja juga perlu diwaspadai agar tidak semakin menyebar dan menyebabkan kematian.
  • Fokus pada Kesetaraan
    Kampanye ini memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama untuk pencegahan, pengujian, pengobatan, dan perawatan penyakit HIV AIDS. Akses yang sama juga termasuk untuk vaksinasi dan layanan COVID-19.
  • Peningkatan Kewaspadaan pada HIV AIDS
    WHO ingin memfokuskan kampanye Hari AIDS sedunia 2021 kepada warga negara yang masih kurang waspada akan bahaya penyakit HIV AIDS. Penyebaran kampanye dilakukan di seluruh dunia, khususnya negara-negara yang berisiko tinggi akan penyebaran penyakit HIV AIDS.

Untuk memutus rantai penularan penyakit ini mengarahkan pentingnya pendidikan seksual, memahami kesehatan reproduksi bagi remaja, yang bisa memutus penularan HIV-AIDS.

Senin, 29 Maret 2021

Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG)



 Repost : https://yannawari.wordpress.com/2013/05/16/metode-usg-urgency-seriousness-growth-usg-adalah-salah/comment-page-1/#comment-6

 

Metode USG

            Urgency, Seriousness, Growth (USG)  adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut[i]:

  1. Urgency

            Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

  1. Seriousness

            Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

  1. Growth

            Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

            Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut[ii]:

  1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
  2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
  3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. 

            Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.

Langkah-langkah USG3:

  1. a.      Persiapan

            Dalam melaksanakan penentuan prioritas masalah dengan metode Delebecq atau NGT persiapan yang perlu dilakukan antara lain :

  1. Persiapan gugus tugas

            Pembagian pekerjaan atau gugus tugas perlu dilaksanakan sebelum pertemuan dimulai, dimana ditentukan siapa yang akan menjadi pimpinan proses USG, siapa yang melakukan tugas sebagai notulis, dan orang yang menulis di flipchart, siapa yang melakukan scoring dan menghitung hasilnya untuk menetukan ranking, serta siapa yang membacakan hasilnya.
Susunan petugas untuk metode teknik scoring dengan metode USG, yakni sebagai berikut :

  1. Pimpinan USG
  2. Petugas pencatat flipchart
  3. Petugas scoring dan ranking
  4. Personil yang bertugas sebagai notulis
  5. Persiapan ruang pertemuan

            Ruang pertemuan yang akan digunakan sebaiknya menggunakan ruangan yang cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat duduk diatur setengah lingkaran atau seperti hurf U yang terbuka ujungnya atau meja bundar (Round table), dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis atau white board.

  1. Persiapan peralatan atau sarana

            Sarana atau perlatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah:

  1. Daftar hadir
  2. Kertas flipchart, papan tulis atau whiteboard lengkaap dengan alat tulisnya.
  3. Alat tulis dimasing-masing meja.
  4. Kalkulator.
  5. b.      Peserta

            Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa hal yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin pelaksanaan metode USG, yaitu:

  1. Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, adalah karena kemampuan mereka untuk melakukan analisis dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
  2. Menekankan pentingnya tugas kelompok
  3. Menekankan pentingnya sumbangan pikiran setiap peserta
  4. Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan
  5. Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya tentukan siapa yang akan diundang atau dilibatkan dalam pertemuan untuk melakukan proses metode USG.
  6. Jumlah peserta berkisar antara 7-10 peserta.
  7. c.       Data yang Dibutuhkan

            Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni sebagai berikut:

  1. Hasil analisa situasi
  2. Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
  3. Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah yang berlaku.
  4. d.      Proses Dinamika Kelompok

            Sebelum memasuki proses atau langkah inti pada pelaksanaan metode USG, pimpinan kelompok metode USG memberikan sambutan dalam bentuk kata pengantar, yang berisi:

  1. Ucapan selamat datang pada peserta USG
  2. Penjelasan tentang teknik non scoring, proses, terutama menyangkut jalannya proses, dengan menekankan pada pentingnya untuk menciptakan suasana kerjasama, saling pengertian dan kesatuan pandangan dari setip peserata dalam melaksanakan setiap tahapan proses.
  3. Tujuan pertemuan diadakan, yakni berorientasi pada masalah dan pemecahan masalah.

            Beberapa contoh untuk kriteria dampak pelayanan adalah tingkat kepentingan (urgency), tingkat kegawatan (seriousness), tingkat perkembangan (growth), serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat, sedangkan contoh untuk kriteria solusi antara lain dapat berupa kemudahan, ketersediaan biaya, komitmen, ketersediaan waktu, dan kejelasan. Kriteria solusi digunakan pada tahap penentuan alternatif pemecahan masalah.  

            Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG (urgency, seriousness, growth).

No

Masalah

U

S

G

Total

1

Masalah A

5

3

3

11

2

Masalah B

4

4

4

12

3

Masalah C

3

5

5

13

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

Atas dasar contoh tersebut maka isu yang merupakan prioritas adalah Isu C.

 

 

[i] Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia. 2008. Isu Aktual Sesuai Tema Modul          Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III dalam   http://pim3angkatan 4.files.wordpress.com/2012/04/isu-aktualpim3.pdf.             Diakses pada   April 2013.

[ii]Syamriloade. 2011. Definisi USG dalam http://id.shvoong.com/writing-and-         speaking/presenting/2107165-definisi-usg/#ixzz2PpMx211U. Diakses         pada April 2013.

 

LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

REMINDER PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH MENJELANG LIBUR SEKOLAH 

 Oleh :

Yanna Wari Harahap, M.P.H

Dewani Harahap, M.K.M 

A.    Protokol Kesehatan Covid-19

Coronavirus atau Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Perlu diingat bahwa virus Covid-19 akan ditularkan oleh orang yang didiagnosis mengalami Covid-19 melalui pemeriksaan medis. Namun, yang perlu kita pahami adalah Covid-19 memiliki masa inkubasi selama 14 hari. Artinya, seseorang dapat saja sebenarnya telah terinfeksi virus korona tapi tidak menunjukkan gejala penyakit sama sekali selama 14 hari atau bahkan lebih, tergantung pada imunitas tubuh. Dan akan memberikan hasil terhadap seseorang dinayatakan positif korona (Covid-19) berdasarkan hasil pemeriksaan medis. Jadi, perlu diwaspadai adalah kita tidak tahu siapa yang terinfeksi virus korona disekitar kita. Sehingga, setiap individu perlu menyadari hal ini untuk memutus rantai penularan.

Untuk itu kita perlu menjaga diri agar tidak terinfeksi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan menurut WHO (https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public, 2020) yaitu:

1.      Rutin Cuci tangan pakai sabun

2.      Menghindari keramaian

3.      Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut

4.      Tutup mulut saat bersin menggunakan siku, sapu tangan atupun gunakan masker

5.      Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas, hubungi petugas kesehatan

6.      Ikuti petunjuk pemerintah dan anjuran tenaga kesehatan

Pencegahan penularan Covid-19 sebelumnya dilakukan dengan penerapan skala batas besar yang bertujuan untuk memutus rantai penularan sebagai wujud pelaksanaanya dengan melaksanakan Bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan menghindari keramaian. Melihat sebaran covid-19 masih berlanjut tentu upaya pencegahan covid-19 dengan membatasi gerakan dengan stay at home berpengaruh pada ekonimi, sosial dan pendidikan. Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan protokol kesehatan yang harus dipatuhi untuk pencegahan covid-19. Realisasi dari protokol kesehatan yaitu dengan 3M (Menggunakan masker, Mencuci tangan pakai sabun, dan menghindari keramaian). Kebiasaan barupun seiring dengan munculnya protol kesehatan yang diyakini sebagai upaya atau usaha yang dapat dilakukan ketika melakukan mobilisasi di luar rumah.


Gambar 1. Poster Reminder Protokol Kesehatan dengan 3M

Penularan covid-19 tidak memandang jenis kelamin, usia maupun ekonomi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dapat tertular. Transmisi penyebaran penyakit yang tidak diketahui pastinya kapan akan berakhir membuat kita harus tetap peduli terhadap pendidikan. Belajar dari rumah sebagai wujud dari stay at home memberikan dampak buruk bagi kualitas pendidikan, karena proses belajar mengajar (PBM) tidak dilakukan secara langsung. Kendala pelaksanaan PBM yang dilakukan secara daring/ online dirasakan oleh guru dan murid, dimana guru merasa materi yang disampaikan kurang tersampaikan dengan baik kepada murid, begitu pula dengan murid dimana materi tidak langsung dapat dipahami oleh siswa kemudian kesempatan bertanya kepada guru yang terbatas. Melihat kondisi tersebut, beberapa sekolah melakukan PBM secara langsung dengan/ tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan PBM semester ganjil pada bulan Desember 2020 akan berakhir, sehingga murid libur hingga awal tahun baru. Mengingat hal tersebut, perlu diberikan sosialisasi kembali atau reminder protokol kesehatan pada murid menjelang akhir sekolah, agar para murid mampu dan tetap menerapkan protokol kesehatan saat libur sekolah.

B.     Satuan Acara Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara berkelompok dengan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dalam satuan acara pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1

Pokok bahasan           

:

Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan anak sekolah dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menjelang Masa libur sekolah

2

Hari/tanggal

:

Sabtu/ 19 Desember 2020

3

Tempat           

:

SD Negeri 200308 Padangsidimpuan.

4

Tujuan umum

 

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak sekolah dalam melaksanakan CTPS selama 20 Detik, penggunaan masker dan jaga jarak serta pola hidup sehat selama libur sekolah

5

Tujuan khusus

:

a.     Peningkatan pengetahuan anak SD tentang pandemi virus Corona

b.     Peningkatan pengetahuan anak SD tentang langkah CTPS selama 20 Detik

c.     Peningkatan kesadaran anak SD pentingnya CPTS pada masa pandemi

d.    Peningkatan kemampuan anak SD dalam melakukan CTPS selama 20 Detik

e.     Pentingnya menggunakan masker saat pandemi

f.      Pentingnya jaga jarak dan memiliki pola hidup sehat selama pandemic

6

Sasaran

:

Siswa SD Negeri 200308 Padangsidimpuan.

sebanyak 120 orang dan guru sekolah sebanyak 10 orang

7

Materi

:

a.    Pengenalan Virus Corona -19

b.    Upaya pencegahan dan penanggulakan Virus Corona-19

c.    Pengenalan langkah CTPS 6 langkah

d.   Demonstrasi CTPS 6 langkah

e.    Menari protocol kesehatan pada masa pandemic

8

Metode

:

Penyuluhan dengan metode ceramah pemutaran video penerapan protokol covid -19

9

Pelengkapan

:

Poster, Video, Infokus, Mikropon, Speaker, Spanduk

10

Rangkaian kegiatan

:

 

 

08.30-08.45

(15 menit)

Pembukaan

1.      Perkenalan pemateri dan mahasiswa

2.      Pembukaan pemateri

 

08.46-09.30

(45 menit)

Penjelasan Materi :

1.      Pengenalan Virus Corona -19

2.      Upaya pencegahan dan penanggulakan Virus Corona-19

3.      Pengenalan langkah CTPS 6 langkah

 

09.31-09.45

(15 menit)

Demonstrasi CTPS 6 langkah

Menari protocol kesehatan pada masa pandemi

 

09.46-10.00

Tanya Jawab

 

10.00-10.05

Penutupan (Sesi foto dan pembagian masker)

C. Hasil Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) tentang reminder penerapan protokol kesehatan pada anak sekolah menjelang libur sekolah yang dilakukan yaitu:

1.      Kegiatan PKM dilakukan pada hari Sabtu/ 18 Desember 2020, pukul 09.00-12.00.

2.      Peserta kegiatan PKM diikuti siswa kelas 4 dan 5 sebanyak 55 di ruangan kelas. Pelaksanaan promosi kesehatan ini dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, jaga jarak dan TIM PKM mencuci tangan pakai sabun saat memasuki area sekolah.

3.      Kegiatn PKM berlangsung dengan penyampaian materi Covid -19 oleh ketua TIM PKM. Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah menggunakan media promosi kesehatan berupa poster.

4.      Pemateri memberikan informasi tentang perilaku 3M yang merupakan protokol kesehatan:

·         Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dilakukan dengan membasuh tangan menggunakan air mengalir dan sabun merupakan langkah efektif untuk membunuh bakteri jahat ditangan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit. Lakukan CPTS selama 20 Detik sebelum dan sesudah melakukan akitifitas. Langkah cuci tangan pakai sabun dengan 7 langkah menurut WHO mulai dari basahi tangan menggunakan air mengalir dan sabun, menggosok telapak tangan, pungggung tangan, jari-jari tangan, kuku-kuku jari, pergelangan tangan, membasuh dan mengeringkan tangan.

·         Gunakan Masker

Penggunaan masker ditujukan untuk menghindari terjadinya penularan virus pembawa penyakit melalui percikan air liur pada saat batuk atau bicara saat berinteraksi. Gunakan masker dengan menutupi bagian hidung dan mulut serta hindari menyentuh masker secara berulang-ulang saat digunakan.

·         Jaga Jarak

Penularan penyakit akibat bakteri dan virus perlu dihindari dengan menjaga jarak saat berada didalam dan luar ruangan. Dengan menghindari berkumpul-kumpul dan berada dalam keramaian dalam waktu yang lama pada masa pandemi virus corona, karena virus yang dikeluarkan saat bersin atau percikan air liur mampu mengambang di udara selama beberapa jam dan bisa menyebar dalam ruangan.

5.      Setelah penyampaian materi dengan ceramah, selanjutnya dilakukan simulasi pencegahan covid 19 yaitu cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker dan jaga jarak.

Gambar 2. Simulasi Tari Penerapan Protokol Covid-19

6.      Kemudian seluruh Tim PKM bersama dengan seluruh peserta melakukan praktek pencegahan covid 19 dengan 3 M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan jaga jarak).

7.      Seluruh TIM PKM dan peserta PKM secara bersama-sama menari bersama dalam melakukan gerakan simulasi penerapan protokol Covid 19 yang diiringi oleh video dan musik.

Pengabdian Kepada Masyarakat : Penyuluhan tentang Stunting di Posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singkil Tahun 2023

 Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang Penyuluhan Stunting Pelayanan posyandu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan disetiap Puske...